- Back to Home »
- Untukmu, Nak : Sebuah Kabar Dari Masa Depan
Posted by : mulhaeri azzahra
Rabu, 22 Juli 2015
Untukmu, Nak: Sebuah Kabar dari Masa
Depan
Nak,
Kau
yang rohmu masih digenggam oleh-Nya. Jauh hari sebelum rahimku ditempati
olehmu, izinkan bunda berjanji sekarang untuk mendidikmu sepuluh, bahkan dua
puluh tahun sebelum kau terlahir. Memberi waktu bundamu ini untuk belajar
tentang anak-anak hari ini, mengamati setiap zaman yang dimilikinya. Dan di
sini, membayangkan kau, anak Bunda, di masa depan, bersama kita bermain di
halaman rumah kita, dan bunda akan lebih sering mengajakmu bermain tanah, membuatmu
lebih dekat dari mana asal kita semua, Nak! Pun tak kukhawatikan kau akan
cacingan, karena seperti ilmu yang pernah bunda dapatkan di seminar bahwa ada
zat pada tanah yang tidak akan mampu digantikan oleh merk sabun cuci apapun di
dunia ini, hingga kenapa kemudian najis dari anjing pada bilasan terakhirnya
harus menggunakan tanah.
Nak,
Hingga
hari nantinya itu tiba, barangkali semua teori parenting bunda tak terpakai
sama sekali. Tapi percayalah, Nak! Bunda akan terus belajar bagaimana
mendidikmu layaknya manusia. Pun secara tak langsung, kau yang akan mendidik
bunda bagaimana menjadi ibu yang sabar dan bijak. Kita akan bekerja sama, Nak!
Juga dengan ayahmu, yang entah siapa dia, yang namanya masih menjadi rahasia
langit.
Nak,
Kelak
… barangkali bunda akan lebih sering bertanya : Bagaimana sholatmu?Masihkah
terjaga hafalanmu? Dan kau akan kecewa kenapa bunda tak bertanya lain : tentang
kesehatanmu, karirmu, keluargamu. Seperti hati ibu yang selalu terhubung pada
hati setiap anaknya, jawaban ‘baik’ pada pertanyaan bunda tadi adalah sebuah
alamat bahwa semua di sekelilingmu pun akan baik-baik saja. Percayalah, Nak!
Allah akan menjaga lebih dari sebenar-benarnya penjagaan pada setiap keadaan,
untuk hamba-Nya yang menjaga apa yang menjadi tuntunan-Nya. Dan, Nak … coba
mari! Kau perhatikan dedaunan yang berguguran di halaman rumah kita.
Ketahuilah, Nak … sedikit pun dari yang berguguran itu tak luput dari
penglihatan-Nya. Bahkan setetes hujan yang jatuhnya bersamaan di berbagai
belahan dunia ini, secuil pun tak ada yang tersembunyi dari pengamatan-Nya. Kau
tahu apa arti semua itu, Nak? Allah sama sekali tak pernah tidur, dan Dia
menyaksikan segala pegelaran manusia tanpa ada kecuali.
Nak,
Kelak
… jika kakimu sudah kokoh,dan pundakmu sudah kekar tegak, bersama kita
sekeluarga, akan bunda rencakan mendaki gunung tertinggi di negeri kita. Gunung
Jaya Wijaya. Bersama, Nak … berjalan dengan bawaan pada masing-masing pundak
sambil murajaah hafalan yang belum selesai. Dan seperti cerita klasik yang
pernah bunda dengar, berada di tempat tertinggi sejatinya kita akan merasa
lebih dekat dengan Sang Pencipta. Dekat dengan Allah.
Nak,
Semua
doa didengar oleh Allah. Dan tiga jawaban dari setiap doa itu : dikabulkan
seketika itu juga, ditunda pengabulannya sampai waktu yang ditentukan, atau
tidak dikabulkan dengan jaminan akan ada ganti yang lebih baik. Tapi bunda
berharap kelak akan tiba masa itu, Nak. Berkumpul dalam sebuah keadaan yang
bernama keluarga. Ayah, Bunda dan kalian, anak-anak kami. Pada sebuah masa depan yang entah siapa dan
bagaimana. Dan surat ini yang semoga tanganku tak begitu ceroboh menyimpannya,
hingga nantinya kelak akan benar-benar sampai padamu. Pun ketika bunda berbuat
salah padamu, setidaknya bunda bisa diam-diam mengintip kembali surat ini,
menyadarkan bunda tentang sebuah doa yang dulunya pernah kurapalkan dengan
sungguh hati. Love You, Nak! Bunda
tak akan menyerahkanmu pada didikan orang lain.
Dari
seorang perempuan yang kelak akan kau panggil ‘Bunda’, Nak!
MULHAERI