- Back to Home »
- Dear … My Dodol Diary
Posted by : mulhaeri azzahra
Jumat, 09 Januari 2015
Dear … My Dodol Diary :D
Chaery Ma
Kemarin
adalah milad saya yang ke … (masih muda, slow down, baby) … baiklah … 24. Ha …
belum termasuk angka keramat yang kebanyakan anak perempuan katakan. Memangnya ada
angka keramat di dunia ini? symbol Yahudi? Ah … tahu apa saya tentang itu,
selain hanya secuil istilah “Iluminati”, “Kabbalah”, “Zionisme”, “Jacatra
Secret”. Lupakan … kembali ke awal. Kali ini serius … saya akan sedikit
corat-coret, lebih tepatnya sedang tidak ada kerjaan dan pilihnya ambil Laptop dan
mengalirlah dengan sempurna. Sempurna? Tak begitu juga … (Lebih panjang
prolognya)
Saya
heran saja lihat teman-teman sebayaku yang sepertinya sudah galau tingkat dewa plus
khayalan tingkat tingginya yang diusia 24 – 25 belum mendapatkan takdir-Nya. Ha
… takdir, yang itu tuh … ‘Kamulah Takdirku’ … *apasi*. Malah kadang teriak
sendiri. Pernah kami beberapa orang sedang asyik dengan gadgetnya
masing-masing, tiba-tiba seorang yang teriak “Dimana jodohku … ?”
Atttttooooeeeengggg … *apasi*. Dan setiap kali ngobrol selalu berbuntut sama “Jodoh”.
It’s Okay … hal yang wajar, bukan?! Bahkan se-akhwat apapun orangnya :D,
Piiissss!! Tapi kalo saya tanya pada diriku sendiri soal ini, jawaban
terjujurnya, bahkan hingga hari ini, di usia 24 yang kata orang sudah waktunya,
sama sekali belum terbersit sejauh itu melangkah dengan iming-iming istilah
lebay ‘kamulah takdirku’ itu. Atau diriku yang terlalu kekanak-kanakan, belum
dewasa … barangkali. Karena dalam keluargaku, saudara-saudaraku (kedua kakakku)
selalunya masih menganggapku anak kecil mereka yang baru lahir kemarin. Lucunya
… junior-junior kami sepertinya lambung kanan kiri, atas bawah mendahului
dengan santun satu per satu. Lalu pertanyaan itu lagi “Kita kapan?”
Attteeeeeooooonggggg …
Ya
… salah satunya karena jodoh kita memang akan datang di waktu yang tepat, yang
telah ditentukan. Dan dasarnya saya yang memang santai bin cuek bin bin bin … *apasi* … biarkan saja mengalir apa
adanya. Toh, asam di gunung, garam di laut bertemu juga dalam belanga :D,
kenapa juga mau teriak-teriak … galau sendiri. Hahahahaha … (Ops … )
Hi
… 24 tahun yang lalu, menjelang Subuh, tepatnya hari Selasa, 8 Januari …
terlahirlah diri ini yang kucel binti dekil di dunia ini dari rahim seorang Ibu
yang tangguh dan kuat. Konon kehadiranku begitu dinantikan, setelah sebelumnya
saya mempunyai dua orang kakak laki-laki yang aktifnya minta kepala berputar. Kakak
pertama saya sering cerita begini : “Dulu waktunya Heri lahir … saya baru
dibangunkan setelah orang sudah sholat Subuh, Pappi membisikiku kalau adikmu
sudah lahir, perempuan.” Heri, nama panggilan saya di rumah. Keri, seringnya
juga begitu. Kulo, ejekan sepupu-sepupuku. Kalau kakak keduaku tak punya cerita
banyak soal diriku di awal kelahiranku, barangkali dia belum tahu apa-apa,
secara usianya baru 3 tahun ketika saya kemudian nongol dengan manis. 3 tahun
kemudian pun, posisiku sebagai anak bungsu digantikan oleh si ‘Ratu Ngiakkk’
saking kerasnya dulu menangis.
Hfff
… seperti baru kemarin. Dan aku … kini. Masih seperti dulu, tak ada yang
berubah. Hanya wajah yang sepertinya terlalu boros. Padahal saya sudah berusaha
menghematnya.
Baiklah
… saya mau Sholat dulu. :D, mendoakan yang membaca ini cepat dapat jodoh, murah
rezeki, dan cantik selalu … aamiin!!!